Siapa yang tidak
tahu apa itu Chef, mendengar kata “Chef” maka yang akan ada di benak kita
adalah orang jago masak dengan kemeja putih khas, celemek dan topi tingginya.
Banyak sekali acara
masak memasak yang sudah ada di Indonesia, mulai dari sekedar kompetisi, masak
pake kungfu, sampe masak pake sulap ga jelas yang ga nyambung sama sekali. Dari
situ muncul lah orang yang ngaku-ngaku sebagai chef anu lah chef itu lah
(termasuk saya yang ngaku-ngaku hehe).
Hampir setiap ibu
ibu dan anak muda (penonton dominan acara masak) yang saya tanya apa itu chef
menjawab bahwa chef adalah orang-orang jago masak yang ada di tv, menurut saya
itu sih selebritis namanya.
Disini saya bukan
bermaksud so pintar dengan menulis artikel ini, saya hanya memaparkan apa yang
saya tahu karena kebetulan saya juga berkecimpung di dunia kuliner
professional, meskipun saya belum seberapa. Insha Allah artikel ini bisa
memberikan wawasan anda tentang dunia juru masak dan menyimpulkan sendiri apa
itu chef.
Nyatanya seorang
Chef bisa di artikan sebagai kepala daput dan menjadi orang yang bertanggung
jawab dalam operasional dapur.
Kata chef berasal
dari bahasa Perancis yang berarti “Chief” atau ketua, istilah chef mulai
digunakan di abad pertengahan oleh juru masak kerajaan Perancis untuk memanggil
ketua dari dapur tersebut sebagai “chef”.
Tradisi tersebut
masih berlaku sampai sekarang karena setiap juru masak di satu dapur
professional selalu menyebut ketuanya sebagai chef (selain karena mereka sudah
layak dipanggil chef). Kalimat “yes chef!” adalah kata yang biasa juru masak
teriakan saat menerima suatu perintah.
Seiring dengan
berjalannya waktu dari kata Chef mulai bergeser maknanya, orang yang baru bisa
masak saja sudah bilang diri mereka adalah chef (padahal belum jadi pemimpin
dari dapur manapun wkwkwk).
Padahal untuk
menjadi Chef yang sesungguhnya, seseorang harus rela berjuang sangat keras.
Pernahkah terfikir bagaimana pekerjaan juru masak sebenarnya?
Sebagai contoh
seorang Cook Helper (tahapan paling bawah dalam hirearki juru masak) yang
bekerja di hotel bintang 5 harus memotong ayam 30kg perhari, mengupas
berkarung-karung asparagus, menyiapkan masakan untuk 1000 orang tamu hotel dan
sebagainya. Tidak bisa berkata lelah, selalu dikejar dadline perharinya karena
pelanggan mana ada yang mau makananya telat tersaji untuk mereka.
Perjalanan untuk
menjadi seorang chef kurang lebih seperti itu (bahkan mungkin lebih) sampai
akhirnya baru bisa menjadi Commis lalu Demi Chef barulah menjadi Chef de Partie
(nanti saya post tentang tahapan dan jabatan juru masak) di tahap ini barulah
seorang juru masak layak disebut chef karena sudah menjadi ketua dari kelompok
juru masak di dapur professional.
Bila kita lihat
Chef Juna sekarang mungkin orang orang hanya berfikir dia jago masak dan
ganteng sehingga bisa mejeng di televisi, pernahkah anda tahu bahwa seorang
Juna pun memulai karirnya dari bawah hanya sebagai pelayan, lalu dia mulai
belajar memasak dan dan mulai meniti karir juru masak, dia sampai harus bekerja
80-90 jam perhari di awal perjuanganya.
Menjadi Chef memang
terlihat enak dan tejamin, kenyataanya tidak seglamour yang terlihat, dunia
bagi para juru masak adalah dunia yang keras, dibutuhkan totalitas untuk
menekuni bidang ini.
Bagi saya seorang
Chef adalah orang yang rela memeras keringat untuk menggapai passion yang
mereka miliki yaitu memasak. Seorang Chef bisa menemukan kepuasan tersendiri
saat memasak dan menyajikan makanan ke pelanggan.
Saya tahu banyak
anak muda yang bermimpi untuk menjadi seorang Chef, namun masih jarang di
antaranya yang mengetahui bagaimana manjadi seorang Chef di kehidupan nyata.
Karena nyatanya dunia kitchen itu tidak seenak yang dibayangkan. Jangan sampai
impian jadi Chef kandas di tengah jalan setelah mengetahui bagaimana dunia
nyata bagi para juru masak.
Well, semoga
tulisan ini bermanfaat dan membuka wawasan kita tentang juru masak, selanjutnya
nanti saya akan membaha mengenai menjadi seorang Chef.
Stay Tune.
0 comments:
Post a Comment